Pada tahun 2008 akan digelar
sebuah pesta akbar demokrasi, yakni pemilihan kepala daerah (pilkada) di
Propinsi Sumatra Utara. Dan ini merupakan Pilkada Sumut yang pertama kali
digelar secara langsung. Meskipun pesta demokrasi tersebut masih setahun lagi,
akan tetapi riak-riak gerakan politik dari berbagai kekuatan politik yang ada
di Sumatra Utara sudah mulai membahana. Hal ini ditandai dengan berbagai
gerakan politik dalam rangka pembangunan opini public tokoh-tokoh di Sumatra
Utara (Sumut) yang berkeinginan menduduki kursi orang nomor satu di Sumut dan
juga beberapa nama telah tersebut-sebut dalam berbagai pertemuan massa dan juga
tertulis dalam media baik cetak maupun elektronik.
Walaupun secara resmi
penjaringan calon Gubernur Sumatra Utara (Gubsu) belum dimulai, namun beberapa
tokoh di Sumut sudah mulai melakukan pembangunan opini publik sebagai calon
yang akan siap maju dalam Pilkada Gubsu. Beberapa tokoh Sumut yang sedang
melakukan pembangunan opini public untuk calon Gubsu Sumut adalah sebagai
berikut:
1. H.Syamsul
Arifin, merupakan tokoh representasi masyarakat melayu Sumut yang kini sedang
menjabat sebagai Bupati Kabupaten Langkat.
2. H. Ali
Umri, merupakan tokoh Golkar, dan di samping menjabat sebagai Walikota Binjai
juga menjadi ketua Partai Golkar Sumut.
3. Chaeruman
Harahap, merupakan tokoh representasi masyarakat Tapanuli Selatan, di samping
sebagai mantan Kajatisu Sumut, sekarang Chaeruman menjabat sebagai Deputy
Menkopolkam.
4. Heri
Marjuki, merupakan tokoh representasi masyarakat Jawa di Sumut, dan merupakan petinggi
di angkatan laut.
5.
Abdillah,
merupakan tokoh representasi dari kalangan pengusaha, dan kini sedang menjabat
sebagai walikota Medan.
6.
Rudolf
Pardede, merupakan tokoh representasi masyarakat Tapanuli Utara dan Tobasa,
yang kini sedang menjabat sebagai Gubernur Sumut.
Keenam
tokoh Sumut inilah yang sekarang sudah meramaikan hirup pikuk politik menjelang
Pilkada Sumut 2008. Dari keenam tokoh ini, terdapat 3 tokoh yang sangat gencar
dalam melakukan pembangunan opini publik baik melalui media maupun melalui
pertemuan-pertemuan akbar di masyarakat. Ketiga tokoh tersebut adalah:
H.Syamsul Arifin, H.Ali Umri, dan Chaeruman Harahap. Sedangkan tokoh lain lebih
memilih cara-cara yang relatif tidak fulgar, seperti melakukan
pertemuan-pertemuan yang tertutup dengan tim suksesnya dan pertemuan dengan
beberapa elit yang tidak banyak dipublikasikan media.
Meskipun
secara resmi para tokoh-tokoh ini belum mencalonkan diri, akan tetapi
masyarakat di Sumut sudah bisa menangkap pesan bahwa merekalah para calon-calon
Gubsu yang akan bertarung pada Pilkada 2008. Berdasarkan survey yang telah
dilakukan oleh LSI, sebagian besar masyarakat Sumut telah mengetahui akan
dilangsungkannya Pilkada pada Tahun 2008, akan tetapi masih ada 37,5%
masyarakat yang masih belum mengetahui akan dilaksanakannya Pilkada. Dari
survey ini juga telah muncul beberapa nama tokoh yang dianggap layak untuk
memimpin Sumut dan juga peta dukungan sementara dari masyarakat terhadap
calon-calon tersebut. Dari survey ini dapat dilihat bahwa sebanyak 19% responden
mendukung Chareumen harahap, 18% responden mendukung Ali Umri, 16% mendukung
Rudolf Pardede, 13% mendukung Abdillah, 3% mendukung H.Syamsul Arifin, 7%
mendukung beberapa tokoh lain, dan sebanyak 26% yang masih belum menyatakan
pilihan politiknya.[1]
Tulisan
ini tidak akan membahas kepada semua tokoh-tokoh calon Gubsu, akan tetapi lebih
fokus kepada tokoh H.Syamsul Arifin. Tokoh ini dipilih dalam pembahasan ini karena
memang selama ini dianggap paling aktif melakukan berbagai kegiatan pembangunan
opini publik, baik dilakukan di level masyarakat maupun di level media. Hampir
setiap hari minimal 3 media cetak di Sumut memberitakan kegiatan H.Syamsul
Arifin dalam pembangunan opini publik menjelang pilkada Sumut.
[1]
Pemilihan Pilkada di Propinsi Sumut, Survey Maret-April 2007, Lembaga Survey
Indonesia (LSI), April 2007. Survey ini dilakukan di 10 Kabupaten dari 26
Kabupaten/Kota yang ada di Sumut.
No comments:
Post a Comment