Saturday 12 January 2013

Koperasi Petani dan Peningkatan Kesejahteraan




Saat manusia dilahirkan telah menghadapi berbagai masalah untuk bisa tetap hidup dan akan berusaha mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Demi mencukupi kebutuhan hidupnya dan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia harus selalu berusaha. Keadaan ini disebabkan karena tidak sesuainya jumlah barang dan jasa yang tersedia dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia. Pada dasarnya kebanyakan manusia tidak merasa puas dengan apa yang mereka peroleh dan dengan apa yang telah mereka dapat. 
Jika semula untuk mempertahankan hidupnya, seseorang bekerja menghasilkan suatu barang yang digunakan sendiri atau untuk keluarganya, maka dalam perkembangannya usaha manusia untuk mempertahankan hidupannya dan untuk mendapatkan keinginannya itu bukan lagi sebagai individu, tetapi sebagai anggota dari suatu kelompok dalam masyarakat dimana mereka harus bekerjasama dalam melaksakan kegiatan sehari-harinya. Semua itu adalah merupakan sifat dan sikap dari manusia bahwa bila mana keinginan-keinginannya yang lama telah tercapai selalu didorong oleh timbulnya keinginan yang baru dan mereka akan selalu mempunyai keinginan untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi dari apa yang telah mereka capai selama ini. (Hendrojogi, 1997:2)
(Download)
Faktor keberhasilan manusia untuk bisa mempertahankan hidupnya itu sangat dipengaruhi oleh alam terutama pada masyarakat yang masih primitif. Jika di suatu pihak alam merupakan segala sumber bagi kehidupan manusia maka di lain pihak alam bisa merupakan sumber bagi manusia. Bahkan tidak jarang bahwa bencana alam yang diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri adalah merupakan balas dendam dari alam terhadap manusia atas segala perbuatannya. Dalam masyarakat yang modern tekanan nyata dari alam dan sekitarnya setidak-tidak jauh berkurang dari pada masyarakat primitive. Tetapi meskipun demikian perlu kita sadari bencana tidak pernah membedakan mangsanya dan selalu akan membawa kehancuran. Bahaya juga bisa dapat timbul dari penciptaan yang canggih dan mengerikan dari masyarakat modern apabila menyalah gunakannya ciptaan.
Berbagai upaya telah dilakukan umat manusia untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang mereka hadapi. Apabila awalnya manusia dalam pemecahan kebutuhan hidupnya melakukan secara individual maka dalam perkembangannya cara pemecahan masalah tentang pemenuhan kebutuhan  hidup, manusia berusaha melakukan secara bersama-sama. Cara-cara yang digunakan oleh masyarakat untuk pemecahan permasalahan ekonomi mungkin berbeda sesuai dan seirama dengan perkembangan zaman.
Berangkat dari permasalahan itulah inspirasi koperasi beserta gerakannya diciptakan dan merupakan cara yang digunakan masyarakat golongan ekonomi lemah seperti petani, buruh dan kaum miskin kota untuk memecahakan masalah yang mereka hadapi. Proses tercipta koperasi juga terdorong sebagai bentuk perlawanan dari lahirnya sistem kapitalis. Dimana sistem kapitalisme mempunyai ide dasar dengan hanya mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Dalam perkembangannya kemudian menjadi sistem sendiri dalam kehidupan ekonomi masyarakat.
Mula- mula koperasi tumbuh dan berkembang pada awal abad ke 19 sebagai hasil usaha spontan yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas serta akibat penderitaan sosial ekonomi yang timbul dari sistem kapitalisme. Kemudian mereka mempersatukan diri untuk menolong mereka sendiri, serta ikut mengembangkan kesejahteraan rakyat.(Anoraga dan Ninik,2007:38) 
Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme yang menanamkan pengaruh begitu besar. Beberapa orang yang mempunyai kehidupan sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, dibebani oleh penderitaan dengan kapasitas ekonomi yang sama, secara sadar dengan beberapa orang yang mempunyai kesamaan keterbatasan ekonomi berusaha mempersatukan diri untuk melawan sistem kapitalisme dan menolong diri sendiri demi keberlangsungan hidup. Menolong sendirinya sendiri secara bersama merupakan perjuangan untuk memperbaiki hidup, atas dasar kemampuan sendiri yang dipersatukan.
Tumbuh dan berkembang koperasi terutama di Negara-negara yang menganut paham demokratis, karena disini rakyat mempunyai kehendak untuk melakukan sendiri pilihannya untuk menentukan dan melakukan usaha yang sesuai dengan kepentingan dan kemampuan, untuk menolong dirinya sendiri secara bersama-sama.
Koperasi pada mulanya tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya pikiran-pikiran tentang pembaruan masyrakat, yang terutama dipelopori oleh aliran gerakan sosialis. Aliran ini sangat kuat pengaruhnya dalam pertumbuhan ekonomi, karena :
1.      Koperasi membentuk suatu dasar bagi organisasi kemasyarakatan yang berbeda dengan bentuk dan cita-cita sistem kapitalisme yang berkuasa di banyak Negara barat pada waktu itu. Motif utama sistem kapitalis adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya, sehingga sistem ini menimbulkan akibat yang berat bagi kaum petani, buruh , miskin kota karena menjadi kaum yang ditindas. Oleh karena itu gerakan sosialis berusaha melenyapkan penderitaan ini.
2.  Dengan munculnya perkumpulan koperasi, maka koperasi dianggap oleh gerakan sosialis sebagai cara praktis bagi kaum petani, buruh dan miskin kota untuk melepaskan diri dari penindasan kaum kapitalis pada saat itu. Oleh karena itu gerakan sosialis sangat menganjurkan berdirinya koperasi. (Anoraga dan Ninik,2007:39)
Pada faktanya kenyataan berubah semakain lama gerakan koperasi menempuh jalannya sendiri yang berbeda dengan gerakan sosialis baik dalam cita-cita maupun dalam cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuannya. Bahkan bila kita lihat sekarang koperasi tumbuh subur di Negara-negara yang dikenal menganut sistem kapitalis dan kemudian koperasi menjadi penyeimbangan yang dapat melenyapkan keburukan-keburukan sistem kapitalisme itu sendiri.
Bahkan dewasa ini tumbuh berkembang koperasi hampir di setiap Negara di dunia seperti Inggris, Prancis, Jerman, serta Amerika dan Negara-negara lain baik dieropa barat maupun eropa timur. Hal ini membuktikan bahwa koperasi bukan saja terdapat di suatu Negara saja, melainkan untuk membangun masyarakat yang merupakan kebutuhan orang akan kerja sama yang berhasil untuk mencapai kesejahteraan bersama yang sudah meluas diseluruh dunia dan juga di Indonesia.
Di Indonesia sudah sejak lama telah mengenal kekeluargaan dan kegotongroyongan yang di praktekan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Kebiasaan yang non profit ini, merupakan input untuk pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang dijadikan dasar atau pedoman pelaksanaan koperasi. Kebiasaan-kebiasaan nenek moyang yang turun-temurun itu dapat di jumpai di berbagai daerah Indonesia di antaranya adalah arisan untuk daerah jawa tengah dan jawa timur, paketan, mitra cai dan ruing mungpulung daerah jawa barat, mapalus di Sulawesi utara, kerja sama pengairan yang terkenal dengan subak untuk daerah Bali, dan julo-julo untuk daerah sumatera barat merupakan sifat-sifat hubungan sosial, non profit dan menunjukan usaha atau kegiatan atas dasar berpribadi dan kekeluargaan. Bentuk-bentuk ini dinamakan pra-koperasi. Pelaksanaan yang bersifat pra-koperasi terutama di pedesaan masih sering kita jumpai walaupun arus globalisasi sudah merambat sampai kepedesaan.(www.community.gunadarma.ac.id: 05/06/2011 pukul 20.34)
Dari kebiasaan nenek moyang kita itulah kenapa koperasi dapat tumbuh dan berkembang, karena sesuai dengan fungsi dan peran koperasi yang tertera dalam Undang-undang No 25 tahun 1992 pasal 4 yang berbunyi sebagai berikut :
1.      Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya    dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosial.
2.      berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3.      Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya.
4.      Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
5.      Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar.
             Dalam undang-ndang dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Selanjutnya dalam pasal 33 juga dapat penjelasan antara lain menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang lebih di utamakan bukan kemakmuran orang seorang dan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Dengan memperhatikan kedudukan koperasi seperti yang tertera di atas maka peran dan fungsi koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai cirri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Dalam kehidupan ekonomi seperti itu koperasi seharusnya mempunyai ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas dalam menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi kerakyatan.
 Ditambah dengan kedudukan Indonesia yang sangat strategis beserta kekayaan alamnya yang melimpah. Seperti halnya hutan-hutan Indonsia selain penting bagi eksistensi tata alam lingkungan dunia., juga bagi pasar industrinya. Hasil hutan Indonesia yang kaya raya sangat diminati oleh pasar dunia. Selain itu, sifat-sifat alamnya member kemungkinan objektif kepada rakyat negeri ini untuk melakukan pertanian dengan jenis tanaman apa saja sepanjang tahun tanpa interval. Curah hujan dan matahari adalah sepadan sehingga memberi kehidupan subur pada tanaman-tanaman. Pulau jawa misalnya terkenal sebagai salah satu tanah yang tersubur didunia. Pertanian Indonesia, selain menghasilkan padi sebagai bahan makanan utama penduduknya, juga menghasilkan rempah-rempah seperti cengkeh, lada, pala, ketumbar, kulit kayu manis dan lain sebagainya yang juga sangat diminati oleh pasar dunia. Hasil pertanian yang juga sangat diminati oleh pasar dunia seperti tembakau, teh, kopi, gula, karet alam, kopra, kelapa sawit, kina, sisal dan sebagainya juga tumbuh subur dinegeri ini. Perut buminya, baik di daratan maupun didasar laut, mengandung banyak pendaman berharga seperti minyak bumi, gas alam, timah, tembaga, nikel, emas, dan sebagainya. Sejak OPEC (organization of petroleum exporting country = organisasi negeri-negeri pengekspor minyak) didirikan, Indonesia menjadi anggota dari organisasi ini dengan memperoleh kuota consensus sebesar 1,5 juta barel per hari. (siregar, 2000:11).
 Inilah Indonesia yang begitu kaya akan sumber kekayaan alam. Bahkan ada yang mengatakan apabila kayu dicampakan di tanah Indonesia pasti akan tumbuh dengan sendirinya. Tetapi realitanya sekarang masyarakat Indonesia kebanyakan tidak lagi bangga menjadi bangsa yang bernegara kaya akan pertanian. Mungkin karena arus globalisasi yang begitu kencang tidak mampu diadaptasi indonesia secara bijak, cerdas dan dewasa. Begitu gampang terbawa arus, seolah tidak memiliki pegangan atau pondasi, sangat tidak mencemirkan  atau menggambarkan jati diri bangsa Indonesia seperti apa yang ditunjukkan nenek moyang kita dulu. Ironisnya adalah kemerosotan pertanian Indonesia juga bahkan banyak ditimbulkan oleh orang-orang Indonesia sendiri. Sanggup menjajah bangsa sendiri, mengeksploitasi bangsa sendiri, mengkhianati bangsa sendiri. Itulah mereka, para kapitalis lokal dan jaringannya, dan pemerintah yang tidak pro rakyat, tidak satu barisan dengan rakyat, dan bahkan menjadi musuh rakyat. Kaum tani, yang menyuplai beras sebagai makanan pokok kita dan beragam macam sayuran, jarang sekali mendapat keadilan, kesejahteraan yang tidak seimbang , kurang mendapat perhatian, dan bahkan menjadi kaum yang dimarjinalkan, dianggap kaum rendahan yang tidak memiliki harkat martabat, pengetahuan pemahaman, sehingga lahir pandangan yang sangat keliru dan salah bahwa kaum tani akan selalu berada di tingkatan paling bawah. 
Seharusnya pemerintah berkewajiban mengambil peran dalam upaya peningkatkan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Saat ini apakah pemerintah berhasil atau tidak, biar rakyat yang memberikan penilaian. Jangan justru pemerintah yang menilai. Biarlah rakyat yang menilai sendiri para wakilnya di pemerintahan. Masyarakat Indonesia sudah pintar, mereka bisa menilai bagaimana keberhasilan pemerintah dan kualitas pejabatnya. Menjadi pertanyaan kini adalah apakah keberhasilan Indonesia mencapai swasembada pangan membuat petani bangga. Ternyata tidak. Petani, hingga kini masih tetap menghadapi kesulitan. Bahkan, sebagian besar petani Indonesia termasuk dalam kategori rumah tangga miskin. Dari hasil sensus BPS rumah tangga petani yang masuk kategori petani gurem mengalami peningkatan. Misalnya, pada sensus 1993 jumlah rumah tangga petani (RTP) sebanyak 20,518 juta dengan RTP  sebanyak 10,69 juta. Pada sensus 2003, jumlah RTP naik menjadi 24,05 juta dan yang masuk kategori gurem juga naik menjadi 13,25 juta. Dengan kondisi masih banyak petani miskin, pemerintah seharusnya malu mengklaim keberhasilan di atas penderitaan orang lain, khususnya petani. Untuk itu, ke depan pemerintah jangan sekadar menggenjot produksi pangan, tapi juga memikirkan kesejahteraan petani dan keluarga petani. Keberhasilan swasembada beras merupakan keberhasilan bersama.
Demikianlah gambaran secara global dan situasi kebangsaan yang terjadi dan saling mempengaruhi pada kondisi sosial ekonomi terhadap masyarakat pada umumnya dan keluarga petani pada khususnya. Selanjutnya pada tingkat yang lebih mikro, namun lebih empiris kaitannya pada upaya peningkatan kualitas individu dipicu peran vital keluarga.
Keluarga sebagai subsistem yang diperlukan bagi sistem sosial yang lebih luas dipandang sangat besar. Para petani mempunyai keluarga yang membutuhkan penghidupan layak. Oleh karena itu dalam meningkatkan ekonomi keluarga perlu adanya usaha lain. Dalam perjuangan peningkatan sosial ekonomi keluarga petani tidak hanya individu tapi dapat dilakukan membuat suatu kelompok yang memiliki latar belakang sama dan mempunyai visi yang sama pula.
            Penelitian dilakukan di kelurahan rengas pulau kecamatan medan marelan. Adapun alasannya ketertarikan penulis, pada saat melakukan praktikum II di lembaga SINTESA melihat kelompok masyarakat petani membuat kegiatan perekonomian yang mandiri selain pergi ke ladang. Dalam bentuk kelompoknya yang tergabung dalam koperasi basis mereka melakukan berbagai kegiatan walaupun koperasi ini belum diakui oleh pemerintah sebagai koperasi yang sah. Metode yang dilakukan kelompok masyarakat ini dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Terbesit dalam pikiran penulis inilah cikal bakal akan berdirinya koperasi yang matang. Berbagai bentuk usaha di ciptakan kelompok masyarakat tersebut untuk meningkatkan perekonomian mereka.
             
            Berangkat dari kondisi sosial yang diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih lanjut bagaimana kaitannya antara koperasi basis dan sosial ekonomi keluarga petani dikarenakan adanya upaya kelompok masyarakat untuk membangun perekonomian mandiri. Dalam koperasi basis kebanyakan yang ikut berpartisipasi kebanyakan para petani. Oleh karena itu peneliti tertarik mengangkat sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul ;  Pengaruh partisipasi anggota keluarga petani dalam wadah koperasi basis terhadap sosial ekonomi keluarga petani di kelurahan rengas pulau kecamatan medan marelan kota medan.
Ditulis oleh Amirullah  DOWNLOAD

No comments:

Post a Comment